Setelah berkenalan dan berbasa basi sejenak pak Amir menanyakan bagaimana caranya menganalisa pergerakan harga pada Index Hangseng. Karena Index merupakan sepupu forex, sedikit banyak saya dapat menjelaskannya. Terutama dari sisi analisa-teknikal memang mirip sekali. Kalau sisi fundamentalnya memang Saya katakan terus terang bahwa Saya tidak terlalu mahir dalam fundamental index. Setahu Saya pergerakan Hangseng dan banyak bursa utama dunia lebih mengikuti pergerakan Dow Jones dan Nasdaq (mohon dikoreksi kalau dikeliru).
Seperti sebagian besar penanya yang menghubungi Saya, pak Amir pun ingin tahu bagaimana jalan singkatnya untuk dapat mengerti karena semakin Saya jelaskan nampaknya semakin membingungkan. Ya memang kalau mengerti separuh pasti bingung. Bagaimana mungkin mengerti analisa teknikal dan fundamental hanya dalam pembicaraan beberapa menit saja? Wong training yang 2 x 2 jam saja pesertanya masih banyak yang keblinger kok hehehe.
Obrolan berlanjut. Karena beliau semakin dalam bertanya perihal analisa akhirnya saya tergelitik ingin mengetahui apakah Pak Amir ini memang sudah main real account atau baru sekedar latihan. Well, rupanya sudah. Pantas bertanyanya semangat hahaha. Saya tanyakan bertrading di pialang mana, beliau menjawab pada pialang A (rahasia dong masak dikasih tahu sih). Rupanya pialang resmi. Untunglah. Setidaknya sudah melewati saringan pertama saya. Seperti biasa, hal pertama yang saya tanyakan kalau ada yang berkonsultasi pasti apakah bertrading pada pialang terdaftar atau tidak.
Setelah berbicara ini itu yang terus terang saya lupa apa saja detailnya, saya menanyakan lebih lanjut bagaimana sejauh ini trading beliau. Untungkah atau justru sebaliknya babak belur? Rupanya pilihan kedua sebagai jawaban pertanyaan saya tersebut. Beliau mengeluhkan bahwa dia sama sekali tidak mengerti apa yang dibuat oleh tradernya selama ini. Setelah dibujuk sana sini dan akhirnya berinvestasi sebesar 100 Juta Rupiah akhirnya dia tertarik untuk invest. Si marketing merangkap sebagai trader. Sampai disini saya hampir bisa menebak kisah selanjutnya.
Tidak perlu panjang lebar, pak Amir menjelaskan bahwa uangnya yang tadinya sebesar 100 Juta tersebut kini tinggal tersisa 20 Juta saja karena ter-floating loss. Dan dalam keadaan terdesak tersebut pak Amir lagi-lagi terpaksa melakukan penambahan dana untuk menutupi kerugiannya. Total sudah mencapai 40 Juta untuk melakukan injection. Pada mulanya sih beliau enggan, tapi berhubung tidak mengerti sama sekali bagaimana bertrading index, dan pastinya kalah argumen dengan si marketing, pak Amir tidak dapat berbuat apa-apa. Setuju-setuju saja dan cuma sanggup berkeluh kesah dalam hati (dan kepada saya juga keluh kesah ini sampai).
Saya bertanya lebih lanjut: “Sebelum bertrading real, apa Bapak sudah pernah mencoba demo accountnya?” Jawabannya belum. Heran juga ada yang berani membenamkan uang dalam jumlah besar tanpa mencoba terlebih dahulu. Tapi yang lebih herannya lagi adalah apa saja yang diperbuat oleh si marketing sampai nasabahnya tidak mengetahui apa yang dia lakukan?
Dan sebenarnya kalau mau dipikir lebih dalam lagi, ini adalah aksi pembodohan masyarakat. Maraknya penipuan dan kegiatan pemasaran yang tidak sehat seperti ini mengakibatkan banyak yang memiliki persepsi bahwa perdagangan berjangka seperti forex, index dan komoditi adalah sarang penipu dan tidak ada yang untung didalamnya. Mulai dari perusahaan-perusahaan yang menjanjikan fix income dengan memutar di pasar forex sampai teknik pemasaran model marketing-nya pak Amir tadi. Mereka yang berkelakuan seperti ini memanfaatkan kelemahan masyarakat Indonesia yang not well educated dalam dunia investasi sekaligus sangat mudah tergiur oleh iming-iming untung besar dalam sekejap mata.
Fix Income 20% Sebulan? Mimpi!
Kalau mau dipikir sederhana, perusahaan-perusahaan yang menawarkan fix income puluhan persen per bulan itu pun tidak masuk akal kok. Kalau memang dia mampu mengembangkan dananya dan memberikan income minimum sebesar 20% tiap bulan mengapa tidak pinjam uang sendiri saja di Bank dan kemudian mentradingkannya? Kenapa harus pakai uang orang sehingga keuntungan trading berkurang? Belum lagi masalah legalitas. Yang namanya perusahaan penghimpun dana masyarakat itu harus memiliki izin dari regulator pemerintah diatasnya. Tidak bisa sekedar izin PT dan dari notaris saja. Bank ada BI sebagai regulator, sekuritas ada Bappepam, futures ada Bappebti kalau di Indonesia. Nah kalau tidak ada izin seperti ini ya ilegal namanya. Mau pakai izin notaris segunung pun tetap saja tidak legal.
Bahkan kalau pun Anda ikut dan memperoleh bunganya sampai titik impas (BEP), kemungkinan besar cuma sekedar gali lubang tutup lubang. Satu tahun lalu saat salah satu perusahaan investasi fix income forex model begini lagi hot-hotnya, Belajar Forex juga ditawarkan untuk menjadi marketing mereka. Nama perusahaannya berinisial GS (ya tahu sama tahu lah GS itu singkatan apa). Mereka tahu bahwa Belajar Forex memiliki basis pelanggan yang kuat dan loyal pada kami. Namun kami tolak dengan halus. Bukan tidak mau duit, terus terang kalau kami pasarkan pasti peminatnya banyak. Tapi ini bukan jalan yang seharusnya. Memang siapa sih key person dibalik perusahaan fix income seperti ini?
Sekedar tahu saja, di US tahun 90 an ada perusahaan sejenis bernama LTCM (Long Term Capital Management) yang diawaki oleh para ahli-ahli keuangan jenius dan pemenang nobel. Itu pun dengan skema fix income yang lebih konservatif. Dana kelolaan mereka sudah mencapai 125 Milyar Dollar (silakan hitung sendiri ada berapa angka nol nya). Hasilnya? Tetap saja bankrut. Nah kalau yang pemegang nobel saja tidak bisa apalagi key person yang belum dikenal sama sekali reputasinya. Bukan karena trading itu tidak bisa profit tapi karena skema seperti ini cacat. Kalau hanya private investment fund mungkin bisa (seperti yang banyak dilakukan para konglomerat dengan hedge fund mereka). Tapi kalau open public? Wah rasanya itu mustahil. Wong Gorge Soros saja yang buka Quantum Fund bisa tutup apalagi ecek-ecek begini.
Singkatnya Belajar Forex menolak tawaran mereka. Terbukti tidak sampai satu tahun perusahaan ini kolaps dan menyisakan begitu banyak sakit hati member yang duitnya belum terbayar. Sudahlah kalau suatu hari Anda diberikan brosur fix income oleh perusahaan mana pun yang bunganya muluk-muluk seperti itu, masukkan saja ke tong sampah! Lupakan cara kaya dengan ongkang-ongkang kaki.
Marketing vs Professional Trader
Nah kembali ke kisahnya pak Amir. Memang kesalahan tetap ada di pihak pak Amir. Bagaimana pun adalah keputusan kita kemana kita hendak membenamkan dana kita untuk berinvestasi. Namun yang saya perhatikan bukan pak Amirnya. Ok pak Amir memang kurang edukasi dan harus belajar lebih jauh (langkahnya sudah benar pak, membaca buku FOT J ). Tapi yang tidak habis pikir adalah tega sekali marketingnya! Bagaimana pun marketing itu mengincar komisi perlot dari setiap transaksi. Nah kalau yang melakukan transaksi juga marketingnya, tentu saja marketing tidak peduli profit atau tidak yang penting ada transaksi sehingga komisi jalan terus. Jadi conflict of interest. Belum lagi dari obrolan kami sepertinya pak Amir tidak mengerti resiko yang terkandung dalam investasi berjangka.
Kalau dari 100 Juta tinggal tersisa 20 Juta, kemana margin yang lain? Dari sana pun ketahuan tradingnya tidak sehat. Manajemen resiko tidak jalan. Jangan-jangan si marketing yang mengaku trader profesional tadi baru direkrut tiga bulan dan disuruh mencari nasabah lalu mentradingkan uang mereka! Masih mending trading sendiri walaupun loss kalau begitu mah. Masih ada puasnya.
Lalu apa solusi saya untuk pak Amir? Jawaban saya tetap sama seperti kepada mereka yang bertanya sebelum pak Amir, belajar sendiri! Memang susah sih memahami analisa futures itu, tapi bisa kok. Saya menghabiskan waktu 6 bulan hanya untuk sekedar mengerti platform forex trading. Belajar analisa 1 tahun. Main real account setelah 2 tahun belajar. Tapi itu investasi saya sebelum saya main uang betulan. Saya investasi waktu dan pikiran saya untuk memahami bagaimana market bergerak. Bahkan setelah belajar seperti itu pun pernah kejeblos juga kok. Saya pernah loss sampai 1000 points dalam satu kali transaksi!
Sobat, tidak ada jalan pintas untuk sukses. Anda perlu belajar dan belajar. Belajar dari kesalahan diri sendiri dan orang lain. Kalau dahulu saya menghabiskan waktu 2 tahun, itu karena tidak ada mentor sama sekali dan mulai dari nol. Dari tidak tahu sama sekali dan memperhatikan orang lain sampai membuat website BelajarForex.com. Tapi saya menikmati buahnya hari ini. Saya rasa dengan mempelajari seluruh materi pada website Belajar Forex, Anda dapat jauh lebih cepat dari saya. Dalam waktu 2 minggu rasanya sudah bisa kok memahami platform forex (tidak seperti saya yang memang agak-agak telat mikir).
Bagi Anda yang memimpikan lepas dari kuadran E & S nya Robert Kiyosaki, Saya katakan hal itu mungkin (meski saya juga bingung kalau sudah lepas dan tidak perlu bekerja lantas mau ngapain?). Tapi Anda perlu memahami bahwa kuncinya ada pada financial literacy alias melek finansial. Anda tidak bisa berinvestasi kalau Anda tidak tahu apa yang sedang Anda kerjakan. Ingat salah satu penyebab pada mulanya perdagangan berjangka hanya untuk orang-orang kaya adalah untuk menghindari para awam mengalami kerugian besar akibat tidak memahami resiko investasi ini. Dalam bahasanya Rich Dad adalah untuk menghindari mereka dari diri mereka sendiri.
Akhir Obrolan
Fiuh saya kira hanya membutuhkan beberapa menit saja untuk menuliskannya. Tenyata perlu beberapa jam untuk menulisnya. Ok, mari kita sarikan obrolan warung kopi kita:
1. Jangan pernah mempercayakan dana Anda dikelola oleh marketing Anda. Marketing kejar lot dan Anda kejar profit. Ini bertentangan.
2. Jangan pernah mencoba fix income pada perusahaan tanpa lembaga regulator yang mengiming-imingi fix income. Ini seperti memetik kurma diatas bom waktu yang dapat meledak kapan saja.
3. Sebelum menginvestasikan uang Anda, investasikan waktu dan pikiran Anda untuk mengerti trading dengan benar. Tidak ada pengganti dari kerja keras dan belajar. Pahami profil resiko dan legalitas sebelum investasi.
4. Bisa profit di dunia berjangka itu sungguh benar dan ada. Tetaplah semangat. Kuatkan tekad Anda dan jangan menyerah!
____________________
sumber : belajarforex.com
sumber : belajarforex.com
No comments:
Post a Comment