Saturday, April 19, 2014

Manajemen Rasiko Laba Dan Rugi

Setiap trader harus melihat risiko pada setiap posisi trading-nya. Hal ini penting karena risiko yang tidak terkontrol akan menjadi bumerang bagi trader sendiri, baik secara mental maupun cara mengambil keputusan di masa depan. Oleh karena itu cobalah mempelajari teknik "close position" dengan menggunakan "rasio laba dan rugi".

Bila kita melihat secara urut asal transaksi, mungkin pertama kali trader akan melakukan analisis baik secara teknikal maupun fundamental. Mereka akan menarik grafik dan mulai merencanakan masuk ke market. Namun, ternyata sebagian besar trader hanya berfokus pada open position saja dengan dukungan manajemen risiko. Padahal pemanfaatan manajemen risiko yang tepat adalah saat hendak melakukan close position dari market, karena harga sudah tidak sesuai dengan analisis. Maka, hari ini kita akan fokus pada manajemen risiko berdasarkan "rasio rugi dan laba".

Sunday, April 13, 2014

Dasar Psikologi Dalam Trading Forex

Sering kali pakar psikologi melakukan penelitian terhadap para pekerja profesional seperti pilot, polisi dan pemadam kebakaran untuk mengetahui kepribadian dan minat mereka yang akan sangat berpengaruh pada kinerja dalam pekerjaan yang telah mereka pilih. Saat ini institusi atau perusahaan yang membuka kesempatan kerja bagi profesi tersebut selalu melakukan test psikologi untuk mengetahui apakah pelamar memang cocok dengan pekerjaan tersebut. Kualitas kepribadian akan lebih menentukan dibandingkan dengan kriteria lainnya.

                                            

Contoh Money Management (MM) yang Baik

Untuk bisa sukses di forex dibutuhkan Money Management (MM). Lalu pengelolaan MM yang bagaimanakah supaya trader bisa eksis dan bertahan di forex market? Di artikel ini kita akan mengkaji bagaimana trader bisa mengelola dengan memanfaatkan Money Management beserta contoh-contoh yang terjadi di dalamnya.

Pada umumnya kita menyimpan uang di bank, almari, brankas, atau bawah kasur. Cara ini tidak bisa mengembangkan keuntungan. Uang yang kita simpan di bank tentu saja ada buku tabungan, rekening koran, deposito. Sedangkan jika kita menyimpan uang pada broker, kita akan mendapatkan balance sesuai dengan nominal yang kita depositkan ditambah dengan keuntungan.

Saturday, April 5, 2014

Inti Dari Trading Forex


Tahukah anda? Bahwa inti dari forex adalah hanya diseputar Support Resistance? Jadi alasan kenapa harga naik keatas? Jawabnya adalah karena berada di Support. Kenapa harga turun kebawah? Jawabnya adalah karena berada di Resistance.

Hanya saja, yang jadi pertanyaan selama ini yang terbesit didalam fikiran kita semua (Chartist) adalah “Di Support Resistance mana harga akan naik atau turun? Timeframe 1 menit kah? 5 menit kah? 1 Jam? 4 Jam? Atau bahkan 1 bulan?” bukankah begitu? J Nanti akan kita bahas lebih lanjut.

Tahukah anda? Bahwa Support Resistance itu tidak hanya dimiliki oleh Candlestick Timeframe Daily? Tetapi juga dimiliki oleh candlestick timeframe 1 menit hingga 1 bulan? Bahkan jika anda sedikit kreatif, anda bisa membuat Support Resistance timeframe 3 bulan, 6 bulan bahkan 1 tahun (yearly) lho.

Selagi anda mendapatkan informasi Open Price, High Price, Low Price, Close price (OHLC) pasti anda bisa membuat candlestick dan level support resistance.

Chartist VS Fundamentalis


Pembahasan tentang chartist dengan fundamentalis memang tidak ada matinya. Chartist dan fundamentalis itu sudah seperti partai bagi seorang trader. Seorang chartist lebih suka bergabung dengan chartist lainnya. Begitupula fundamentalis, lebih suka berkumpul dengan sesama fundamentalis. Bukankah anda membaca ebook saya ini karena anda seorang chartist? J

Kalau ada pertanyaan “Lebih baik mana antara chartist dengan fundamentalis?” Jawabanku adalah “Tidak ada yang lebih baik diantara keduanya”. Meskipun saya seorang chartist, saya tetap mengakui bahwasanya chartist pun bisa salah. Begitupula fundamentalis pun juga bisa salah. Ya, sepertinya saya hanya menjadi netral ketika dihadapkan pada pertanyaan diatas. Hehehe

Bagaimanapun juga, pergerakan harga di forex itu disebabkan oleh BUYER dan SELLER bukan? Pasti donk, masa’ sih harga itu bergerak sendiri.

Kegunaan Indikator


Dengan hanya bermodalkan Candlestick ternyata tidak cukup untuk menjadikan kita bisa selalu profit dalam forex. Karena kemungkinan atau probabilitas WIN dengan LOSS nya adalah sepadan, Yaitu 50 : 50 (pola candlestick terkadang benar, terkadang juga salah). Oleh karena itulah para chartist menciptakan ataupun menggunakan bermacam-macam indikator dengan harapan supaya bisa mengfilter atau menyaring kesalahan-kesalahan sinyal atau informasi yang diberikan oleh candlestick. Sehingga menjadikan probabilitas WIN lebih besar daripada LOSS.

Ada banyak sekali indikator-indikator yang telah diciptakan oleh para trader. Di MT4 saja, anda akan menemukan 30 Indikator Standard yang populer digunakan oleh trader di seluruh dunia. Dan bagaimana dengan jumlah indikator custom? Woow.. sepertinya tak terhitung jumlahnya karena saking banyaknya. Tapi yang akan saya bahas disini adalah indikator standard yang ada di MT4.
Jumlah indikator standard di MT4 adalah 30 indikator. Anda bisa melihatnya di navigasi yang umumnya terletak di samping kiri pada platform metatrader anda.


Dari ke tiga puluh indikator tersebut anda bisa mengelompokkannya menjadi 3 Kelompok. Yaitu Indikator Trend, Indikator Oscillator, dan Indikator Volume.


Kalau anda melihat menu MT4 diatas, mungkin anda akan bertanya “Bagaimanakah dengan Bill Williams”? Bill Williams itu bukan nama indikator, melainkan nama seorang trader yang menemukan indikator.

Baiklah, meskipun indikator dikelompokkan menjadi 3 Grup. Maka saya akan menjelaskan kegunaan indikator tersebut. Untuk indikator Trend, saya akan menggunakan Moving Average. Indikator Oscillator, Stochactis Oscillator. Dan untuk indikator Volume, mohon maaf. Karena saya tidak begitu faham, jadi tidak saya jelaskan. Dan lagi, ada yang mengatakan informasi volume pada tiap broker berbeda-beda. Hmm...

Indikator Trend (Moving Average)

Indikator Moving Average adalah indikator yang berfungsi untuk melihat trend yang sedang terjadi. Indikator Moving Average ada 4 Jenis, yaitu Simple Moving Average (SMA), Exponential Moving Average (EMA), Smoothed Moving Average (SMMA), Linear Weighted Moving Average (WMA).

Dari keempat jenis tersebut, mempunyai satu fungsi yang sama yaitu menghitung harga rata-rata.


Periode adalah jumlah Candlestick yang ingin dihitung rata-ratanya. Jadi misalkan indikator SMA anda aplikasikan pada Timeframe 5 menit, maka SMA akan menghitung rata-rata dari 6 Candlestick timeframe 5 menit sebelumnya untuk memperkirakan pergerakan harga sesudahnya.

Aplikasi ke dalam Close, memberikan informasi bahwasanya yang dihitung adalah rata-rata harga penutupan. Anda bisa juga menggantinya ke Open, untuk mencari harga pembukaan, Low untuk mencari harga terendah dan lain sebagainya.

Cara membaca indikator Moving Average adalah dengan melihat posisi atau letak Candlestisk terhadap indikator. Apakah diatas SMA atau dibawah SMA? Kalau harga berada diatas SMA berarti trend Naik. Dan kalau harga berada di bawah SMA, berarti trend turun.

Untuk mengetahui ciri-ciri dari pembalikan trend adalah “Naik, ketika harga menembus SMA dari bawah ke atas. Turun, ketika harga menembus SMA dari atas kebawah.”

Perhatikan gambar dibawah ini :

Gambar diatas adalah contoh Open Posisi SELL dengan menggunakan indikator SMA pada timeframe H4 Pair EUR/USD periode 6 candlestick H4 (1 hari) aplikasi ke dalam Close. Bisa anda lihat disana, bahwasanya saya melakukan open posisi SELL ketika Candlestick H4 menembus indikator SMA dari atas kebawah (lihat open SELL yang paling atas).

Contoh Sinyal SELL
Sebenarnya, anda bisa saja menggunakan indikator SMA ini sebagai acuan open posisi. Anda cukup memperhatikan harga close nya (alasan harga close karena saya menghitung rata-rata close), apakah ada diatas ataukah ada di bawah. Kalau diatas, open BUY, kalau dibawah, open SELL. Coba perhatikan gambar ini :

Contoh Sinyal BUY

Gambar diatas adalah aplikasi indikator SMA pada timeframe Weekly EUR/USD. Dimana saya sempat melakukan Open Posisi BUY ketika harga sudah berubah ke Trend Naik (Perhatikan lingkaran Kuning). Dan inilah hasilnya.


93 Pips dalam waktu 29 Jam. Andaikan saya sedikit bersabar, mungkin takeprofit saya di 1.2540 akan tersentuh. Hehehe. Tapi, tidak ada yang perlu disesalkan J. Bagaimanapun juga, saya melakukan close profit pun karena saya punya alasan, sewaktu saya BUY EUR/USD pada waktu itu di Candlestick weekly EU bentuknya seperti ini :

Saya tidak sadar bahwasanya CS weekly belum memiliki ekor bawah saat itu, dan sempat terkena gangguan psikologis sewaktu floating minus 60pips lebih. See this,


Apa yang anda fikirkan ketika melihat pola CS Weekly diatas? Bagaimana perasaan anda ketika melihat candlestick bearish seperti itu? Apakah anda merasa harga akan menembus MA untuk terus terjun kebawah? Apakah anda berifikiran untuk melakukan cutloss kemudian ganti posisi dari BUY ke SELL?

Disinilah psikologis para trader akan terganggu, saya pun juga mengalaminya pada saat itu. Kalau anda tidak punya keyakinan yang kuat terhadap analisa anda, pasti anda akan berakhir seperti trader lain. Oleh karena itu, sudah sering saya katakan di Wall FB bahwasanya “Akun MC atau terkena Stop Out itu bukanlah akhir dari segalanya, tapi ketika keyakinanmu terhadap teknik/strategimu hilang, itulah akhir dari hidupmu menjadi seorang trader”

Kalau anda bertanya kepada saya, “berapa kali anda terkena Stop Out?” hmm... sepertinya tak terhitung lagi jumlahnya. Karena sudah ratusan kali. Dulu saya itu maniak welcome bonus. Seingat saya sudah hampir 300 akun ++ yang saya MC/SO kan. Mulai dari welcome bonus di Inconeon, Marketiva, FBS, Roboforex, Instaforex dan lain-lain.

Tapi puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, teknik yang saya gunakan dari dulu hingga sekarang masih tetap, yaitu Teknik Pelangi HMMA buatan saya sendiri yang nantinya akan saya perkenalkan kepada anda.

Back to topik, karena saya tidak begitu yakin dengan sistem yang baru saya pelajari saat itu (Moving Average), jadi saya mencoba untuk memantapkan keyakinan terhadap open posisi BUY saya dengan mengkorelasikannya pada Pelangi HMMA beserta logika trading. Wal hasil, ternyata Pelangi HMMA sepakat juga untuk BUY dan Logika saya juga berkata BUY.

Logika saya waktu itu adalah begini, “bukankah CS weekly saat saya open posisi belum punya ekor bawah? Mungkin saja CS weekly turun, karena ingin membuat ekor terlebih dahulu sebelum naik. Bukankah saya melakukan open posisi berdasarkan CS weekly? Itu kan berarti saya open posisi untuk jangka panjang? Kenapa harus bingung? Bukankah CS weekly kurang 4 hari lagi sempurna? Masih banyak kemungkinan yang akan terjadi.

Dari logika-logika yang saya fikirkan matang-matang seperti itulah yang menjadikan saya yakin untuk HOLD posisi BUY. Dan ternyata, hasil akhir adalah CS weekly berakhir dengan bullish pattern. Meskipun open posisi terclose profit ditengah jalan. Hehehe

Saya tidak habis berfikir, bagaimana mungkin beberapa orang trader berkata bahwasanya “trade what you see, don’t trade with what you think”. Apa sih yang melandasi mereka berkata seperti demikian? Atau mungkinkah saya menangkap kesimpulan yang keliru? Mudah-mudahan saya saja yang keliru dalam memaknainya. J

Pernyataan diatas, sama halnya dengan pernyataan “tidak ada yang tahu kemana harga akan bergerak 5 menit kemudian”, dan juga “tidak ada yang tahu kapan harga akan berhenti naik atau turun, kita hanya bisa mengikutinya”.

Oh my GOD..!! Jangankan 5 menit, 1 detik pun tidak ada yang tahu. Ayolah, gunakan logika dan akal fikiran kita masing-masing. Kalau berbicara masa depan, yang tahu itu hanyalah Tuhan, right?. Lantas bagaimana dengan trader-trader yang benar prediksinya? Lho? Bukankah di forex itu hanya ada BUY dan SELL ya? Probabilitasnya kan 50:50. Beda lagi jikalau di forex ada banyak pilihan, seperti Naik, turun, bergerak ke samping kiri, bergerak ke samping kanan, serong ke kiri, serong kanan. Saya yakin, banyak yang salah prediksi. Lol.

Tidak bisa mengetahui masa depan, bukan berarti kita tidak bisa profit di forex. Bukankah sudah saya jelaskan, bahwasanya probabilitas forex itu adalah 50:50 untuk BUY dan SELL? Dan di ebook inilah kita akan belajar tentang Logika trading dan probabilitas, tentang bagaimana cara meningkatkan probabilitas yang asalnya 50:50 untuk BUY dan SELL bisa menjadi 65:35/35:65, 40:60/60:40, 30:70/70:30, 10:90/90:10, 95:5/5:95. J

Untuk pernyataan “tidak ada yang tahu kapan harga akan berhenti naik atau turun, kita hanya bisa mengikutinya”, saya hanya bisa berkomentar, pernyataan seperti itu sama halnya dengan pernyataan “anda tidak akan tahu kapan anda mati” tapi bagaimana jikalau anda ingin bunuh diri? Sudah tahukah kapan anda akan mati? Sama halnya dengan forex, bukankah di dalam forex ada level psikologisnya? Yaitu Support Resistance? Bukankah di forex/comoditi/index itu selalu naik turun? Bahkan GOLD pun yang katanya selalu naik, ada turunnya kok.

Kita kembali lagi ke Indikator Moving Average, jujur saja ya, saya disini mencoba untuk menjelaskan teknik/sistem yang tidak pernah diajarkan oleh trader-trader lain. Trader lain kebanyakan menjelaskan teknik  berdasarkan pola yang sudah terjadi atau masa lalu (perhatikan contoh gambar open sellku pada TF H4 sebelumnya). Namun saya tidak. Saya mencoba untuk berusaha menjelaskan apa yang akan terjadi. Dan bagaimanakah keadaan atau pola pada saat ini. Oleh karena itulah ada pepatah yang mengatakan “Menjelaskan pola yang sudah terjadi lebih mudah daripada pola yang akan datang”.

Apakah informasi yang diberikan oleh indikator SMA selalu sesuai dengan yang diharapkan? Tentu saja tidak. Mungkin saja, open posisi SELL dan BUY saya diatas kebetulan benar. Semakin lama anda menggunakan indikator SMA, maka anda akan semakin merasa sering melihat false signal.

Mungkinkah kita melakukan open posisi berdasarkan indikator moving Average? Mungkin saja. Saya sudah membuktikannya tuh. Cuman kalau menurutku, masih kurang tepat atau istilahnya itu kurang Head Shot. J

Indikator Trend Moving Average tetap saja menjadi indikator untuk melihat trend yang sedang terjadi. Namun masih kurang cocok sebagai alasan untuk melakukan open posisi. Beberapa trader ada yang mencoba untuk mengfilternya dengan menambahkan moving average lain agar informasi yang diberikan oleh indikator bisa sedikit lebih awal atau lebih cepat. Cara melakukan open posisinya biasanya adalah dengan mencari crossing pada beberapa Moving Average. Namun, saya tidak ingin membahasnya lebih lanjut disini. Anda bisa mempelajarinya lebih lanjut di mbah google. J


Kelemahan dan kelebihan Indikator Trend (Moving Average)

Kelebihan :

“Moving Average bisa digunakan untuk mengetahui trend suatu harga. Apalagi jika menggunakan bermacam-macam MA dengan periode tertentu. Memungkinkan anda bisa melihat trend pada jangka pendek dan juga jangka panjang. Selain digunakan untuk mengetahui trend, bisa juga digunakan sebagai level support resistance, nanti akan saya jelaskan pada bab pelangi HMMA”

Kelemahan :

“Sulit sekali untuk menjadikan Moving Average sebagai acuan atau landasan dalam melakukan open posisi jikalau tanpa adanya bantuan indicator lain.”

Indikator Oscillator (Stochastic Oscillators)

Indikator oscillator berfungsi untuk mengetahui level Over Bought dan Over Sold. Banyak sekali macamnya, seperti RSI, Stochastic, dan lain-lain. Dari berbagai macam indikator oscillator tersebut, intinya adalah satu yaitu Over Bought dan Over Sold.

Contoh indikator oscillator yang akan saya jelaskan disini adalah Stochastic Oscillators. Dimana indikator ini memberikan informasi tentang level over bought dan over sold. Yang ketika Stochastic Oscillator memberikan sinyal bahwasanya harga sudah berada pada Level Over Bought, maka bisa diprediksikan harga akan turun. begitupula sebaliknya, ketika stoch sudah berada pada level Over Sold, maka bisa diprediksikan harga akan naik.
Settingan untuk stochastic banyak sekali macamnya, namun saya mencoba untuk menggunakan settingan standardnya, yaitu %K = 14, %D=3, Slowing = 5. Cara opennya cukup mudah yaitu BUY ketika crossing garis %K dan %D pada daerah Over Sold dan SELL ketika crossing garis %K dan %D pada daerah Over Bought.
Nah, untuk menentukan level Over Bought dan Over Sold ini yang agak sulit. Kalau level standarnya sih, 30 untuk Over Sold dan 70 untuk over Bought. Tapi ada yang mengatakan 10 VS 90, ada juga yang bilang 20 VS 80. Hmm... Bingung juga, tapi saya mengambil yang tengahnya saja. Yaitu 20 dan 80.

Sudah fahamkah dengan cara open posisinya? Kalau sudah faham, berarti anda sudah bisa memprediksikan contoh gambar diatas bukan? BUY or SELL? J

Yups, betul sekali. jawabannya adalah BUY. Inilah pergerakan harga kemudian.


Selamat, anda sudah bisa membaca indikator oscillator. J

Baiklah saya akan mencoba untuk mengetes anda sekali lagi, setelah anda melihat gambar dibawah ini, menurut anda bagaimanakah pergerakan harga selanjutnya? Berdasarkan cara membaca indikator stochastics yang sebelumnya saya jelaskan?


Sayang sekali, meskipun Stochastic memberikan informasi bahwasanya harga sudah berada di level 97 hampir 100 (Over Bought mentok). Namun inilah hasilnya akhirnya.

Perhatikan gambar dibawah ini :


Mohon maaf, sepertinya anda kurang beruntung. Jangan sampai anda menuduh saya memanipulasi harga. Kalau tidak percaya, silahkan anda buktikan sendiri. lihatlah CS H1 EUR/USD pada jam 8 – 18 waktu metatrader tanggal 21 Agustus 2012. J Memang itulah kenyataannya.

Apakah anda salah membaca indikator Stochastic? Tidak, anda sudah benar. Secara rule, sebelumnya stoch sudah memberikan sinyal crossing kok. Malahan sudah berada di level overbought 90 ++. Lantas dimanakah kesalahannya? Kesalahannya ada pada indikator. Silahkan anda salahkan indikatornya, kenapa dia memberikan informasi yang salah. Lol.

Itu adalah salah satu contoh dari kesalahan analisa teknikal. J Sebelumnya sudah saya tunjukkan kesalahan dari analisa fundamental kan? Jadi sekarang antara chartist dan fundamentalis sudah impas. hehehe

Tapi yang jadi pertanyaan adalah, “benarkah semua chartist salah open posisi pada saat itu?” Oh maaf saja ya, teknik pelangi beserta support resistanceku pada saat itu kebetulan benar lho. Hehehe
Nanti akan saya tunjukkan, ketika sudah waktunya membahas teknik pelangi HMMA milik saya. J
Kebanyakan para trader ketika mengalami kejadian loss atau mendapati akun mereka terkena Margin Call atau bahkan Stop Out mereka sering sekali lebih menyalahkan indicator lalu membuangnya. Tanpa menginstropeksi diri sendiri terlebih dahulu. Itulah kenapa banyak sekali trader yang suka gonta ganti sistem. Mereka tidak pernah berfikir “bukankah dulu indicator tersebut telah menjadikannya profit?”.

Memang tidak ada yang pasti kok, indicator stochastic yang sekelas internasional saja bisa salah. Meskipun indicator stochastic salah, seharusnya tindakan  “meninggalkan sistem” jangan segera dilakukan. Harusnya di pelajari dulu apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya.

Saya sangat suka sekali dengan tipe trader seperti itu, meskipun dia mendapati bahwasanya indicator benar-benar 100% salah, namun dia mencoba untuk mengintropeksi diri sendiri terlebih dahulu dan mencari alasannya sebelum meninggalkannya. Karena dia merasa indicator tersebut sudah pernah memberikan profit baginya.

Beberapa orang ada yang mengfilternya dengan cara memadukannya dengan indicator trend seperti moving average, ada juga yang memadukannya dengan teknik price action (mencari pola pin bar pada saat stoch memberikan sinyal over bough atau over sold). Ada juga yang menggabungkan semuanya (Price action, indicator trend, dan oscillators). And Well, inti dari semua yang mereka lakukan adalah untuk meningkatkan probabilitas WIN. !!

Kelemahan dan Kelebihan Stochastic

Kelebihan :

“bisa memberikan informasi Over Bought dan Over Sold”

Kelemahan :

“Level Over Bought dan Over Sold tidak pasti. 20 dan 80, 30 dan 70, atau bahkan 100 dan 0. Kelemahan yang lain adalah kita tidak bisa mengetahui level Over Bought/Over Sold yang akan datang. Tepatnya pada harga berapa, kita tidak tahu. Misal, pada saat harga EU 1.2450 stoch menunjukkan level 20. Pertanyaannya adalah jika anda ingin melakukan BUY pada level 10 atau 5, bagaimanakah caranya? Pada harga berapa? Stoch tidak memberikan informasi tersebut. J Jadi anda tidak akan mungkin bisa melakukan open posisi BUY LIMIT atau SELL LIMIT.”