Monday, March 31, 2014

Cara Menerapkan Price Action Yang Efektif


Strategi trading dengan price action akan bisa efektif bila dikombinasikan dengan garis horisontal support atau resistance. Probabilitas formasi bar yang terbentuk pada price action akan lebih besar dibandingkan yang tanpa faktor pendukung sama sekali. Garis horisontal dan garis trend (trend line)sering digunakan para analis untuk mengukur kekuatan pergerakan harga. Batas-batas disekitar garis tersebut yang lazim disebut channel merupakan event area yang selalu diperhatikan. Artikel ini mencontohkan formasi price action yang terjadi disekitar event area garis horisontal dan pengaruhnya terhadap pergerakan harga.

Baik pada kondisi pasar yang trending atau sideways, event area disekitar garis horisontal sering digunakan untuk menentukan level stop loss atau target profit. Hal ini dimungkinkan karena pada area tersebut sering terbentuk formasi bar yang mengindikasikan sinyal yang cukup valid. Semakin kuat garis support atau resistance akan semakin valid sinyal tradingnya. Dengan kombinasi price action dan garis horisontal maka strategi price action yang kita gunakan bisa lebih efektif.

Contoh 1: price action pada garis-garis horisontal dalam kondisi pasar trending
           

Seperti tampak pada gambar diatas, USD/CHF bergerak downtrend dengan level-level support dan resistance yang mengikuti aturan perubahan: support yang telah ditembus menjadi resistance. Swing point merupakan area potensial terbentuknya sinyal dari price action. Dalam hal ini formasi pin bar yang terbentuk pada swing point mengisyaratkan terjadinya koreksi pada arah trend utama (downtrend). Kita bisa membuka atau menutup posisi secara manual pada swing point setelah sinyal trading terjadi. Pin bar pada contoh diatas semuanya mengalami penolakan (rejection) pada level-level support dan resistance hingga bisa dianggap valid. Untuk pasar yang uptrend proses yang terjadi adalah kebalikannya.

Contoh 2: price action pada garis-garis horisontal dalam kondisi pasar sideways

           
Pada contoh diatas ke 4 pin bar terjadi pada level-level resistance dan support. Untuk kondisi pasar yang sideways (ranging) seperti diatas kita cukup mengamati formasi bar yang terbentuk pada resistance dan support. Jika terjadi break, pastikan itu false break atau bukan. Untuk kondisi false break atau terjadi penolakan (rejection), kita bisa buka posisi lagi setelah bar tersebut selesai terbentuk. Level stop loss dan target profit bisa ditentukan pada level yang dekat dengan support atau resistance-nya sesuai dengan arah posisi entry yang kita ambil.
Dalam kondisi pasar sideways seperti diatas, kekuatan garis support atau resistance tidak menjamin lamanya waktu keadaan sideways yang terjadi karena pada dasarnya kondisi sideways mengisyaratkan pasar sedang konsolidasi, dan setelah dicapai kesepakatan, pasar akan kembali menentukan trendnya.

Contoh 3: price action pada event area saat terjadi penembusan garis support
           

Pada gambar chart USD/CAD daily diatas tampak setup inside bar pada event area garis horisontal (dalam hal ini garis support) sebelum ditembus dan berubah jadi resistance. Selanjutnya terbentuk setup price action pin bar yang mengalami penolakan (rejection) pada event area garis tersebut sebagai retest yang menunjukkan kekuatan trend yang terbentuk.

Dari ke 3 contoh diatas bisa disimpulkan bahwa penerapan strategi price action akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan faktor yang mendukung, dalam hal ini garis horisontal support atau resistance.


____________________
batamhotforexeducation.com

No comments:

Post a Comment